Pengalaman Mendapatkan Vaksin Booster di RSA UGM – Pandemi COVID-19 masih mengintai kehidupan kita sehari-hari. Omicron adalah varian terbaru dari COVID-19 yang pertama kali dideteksi di Afrika Selatan pada tanggal 24 November 2021 silam. Indonesia juga mencetak rekor kasus komfirmasi baru tanggal 26 Januari 2022 kemarin dengan penambahan 7010 kasus.
Pemerintah Indonesia memberikan vaksin COVID-19 secara gratis kepada masyarakat. COVID19.go.id dalam situsnya menampilkan data vaksin dosis pertama sudah diberikan kepada 182.500.827 jiwa, vaksin dosis kedua sebanyak 125.673.513 jiwa, dan vaksin booster (dosis ketiga) sebanyak 1.374.184 jiwa.
Nah, vaksin booster ini sudah didistribusikan dan sudah bisa didapatkan oleh masyarakat umum dengan prioritas lansia pertanggal 12 Januari 2022 lho.
Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksin Dosis Ketiga?
Nah, mungkin masih banyak nih yang belum tau gimana sih cara mengetahui kita sudah siap untuk diberikan vaksin dosis ketiga atau belum.
Masyarakat yang termasuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin booster dapat mengecek tiket dan jadwal vaksinasi di website dan aplikasi PeduliLindungi. Tiket tersebut nantinya digunakan di fasilitas kesehatan atau tempat vaksinasi terdekat pada waktu yang sudah ditentukan.
Kita bisa mengecek tiket vaksin ketiga di aplikasi PeduliLindungi. Nantinya akan ada muncul rincian nomor tiket. Ketika sudah muncul, itu menandakan kita sudah bisa mendapatkan vaksin booster tersebut.
Adapun langkah-langkah nya sebagai berikut.
- Langkah pertama yaitu membuka aplikasi PeduliLindungi
- Masuk dengan akun yang terdaftar
- Klik menu “Profil” dan pilih “Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19”
- Status dan jadwal vaksinasi booster akan muncul di akun
- Untuk cek tiket vaksin, masuk ke menu “Riwayat dan Tiket Vaksin”
Pengalaman Mencari Vaksin Booster di RSA UGM
Pada postingan kali ini, saya akan menceritakan bagaimana pengalaman dalam mencari vaksin booster di RSA UGM. Awal saya mengetahui program vaksin booster dari situs berita. Saya mendapatkan informasi tersebut dari situs berita Tirto.id yang bisa langsung klik disini.
Dalam artikel tersebut, terdapat daftar rumah sakit yang menyediakan vaksin booster. Fasilitas Kesehatan (faskes) yang terdapat di daftar tersebut kebanyakan memprioritaskan lansia. Akan tetapi, untuk faskes RSA UGM bisa untuk masyarakat umum minimal 18 tahun keatas. Vaksin yang tersedia yaitu Pfizer dosis 1/2.
Tata cara pendaftaran pada faskes ini langsung di tempat (on site), tidak ada mendaftar melalui online. Vaksinasi ini berlangsung pada tanggal 24 sampai 28 Januari 2022. Ketika saya kesana tanggal 25 Januari, ternyata sudah kehabisan kuota. Padahal waktu masih menunjukkan jam 7 kurang.
Saya pada akhirnya diminta untuk datang keesokan harinya oleh petugas. Keesokan harinya saya mengantri jam 04.30, setelah melaksanakan shalat subuh. Benar saja, sudah banyak yang mengantri untuk mendapatkan vaksin booster ini. Antusias masyarakat Yogyakarta yang luar biasa terhadap vaksin booster sangat tinggi.
Ohiya, antri tersebut hanya untuk mengambil nomor antrian saja. Adapun jadwal pelaksanaan vaksin dibagi menjadi beberapa antrian. Dimulai pada jam 08.00 dan selesai jam 13.00. Saya kemarin mendapatkan nomor antrian 31, jadi saya memutuskan untuk menunggu di rumah sakit.
Akan tetapi, ada hal yang tidak saya sukai. Ada beberapa orang yang menyerobot antrian dan tidak ingin menunggu. Akibatnya, banyak sekali antrian yang tertunda gara-gara hal tersebut. Untungnya, antrian per bagian dipanggil satu-persatu demi menghindari banyaknya orang yang menyerobot antrian.
Gejala Setelah Vaksin
Mungkin beberapa orang takut mendapatkan KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi. Setelah 1 hari sejak melakukan vaksin, yang saya rasa hanyalah sakit nyeri, atau bahasa jawanya njarem di daerah yang disuntik. Selain itu tidak ada diikuti gejala demam dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Untuk mendapatkan vaksin booster mandiri ini cukup susah. Harus menyediakan waktu yang lama terlebih jika pendaftaran dilakukan on site. Vaksinasi ini sebagai ikthiar kita dalam mencegah dan mengurangi kemungkinan kita tertular COVID-19.
Walaupun sudah divaksin, bukan berarti kebal COVID-19 ya! Harus tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat karena varian Omicron ini gejalanya berbeda dengan varian biasa.
Terima kasih sudah membaca artikel saya kali ini, semoga dapat bermanfaat ya!
Leave a Reply
View Comments