Suka-Duka Kuliah Online – Pandemi Corona (Coronavirus Disease 2019, COVID-19) mengharuskan kita melakukan segala kegiatan dari rumah. Pada awalnya, kegiatan perkuliahan terlebih dahulu dipindahkan kerumah (Learning From Home) lalu menyusul instansi yang lainnya.
Sebagai mahasiswa, tentunya saya ikut merasakan dampak dari COVID-19 ini. Kegiatan belajar-mengajar yang seharusnya dilakukan di kelas, ditiadakan dan diganti dengan daring (online). Untungnya, dosen mata kuliah yang saya ambil, langsung berinisiatif melakukan kegiatan belajar melalui aplikasi Zoom.
Berpindahnya kegiatan belajar-mengajar dan pekerjaan ke rumah ini sebagai upaya dalam mendukung dan melaksanakan himbauan pemerintah untuk #DiRumahAja. Dengan begitu, bukan hanya mahasiswa yang harus beradaptasi tetapi juga para dosen pun mau tidak mau juga beradaptasi bagaimana menjelaskan pembelajaran melalui metode yang berbeda.
Sudah hampir 2 bulan sejak kegiatan Learning From Home ini dilaksanakan. Tentunya banyak suka maupun duka dengan kuliah online ini.
Jujur, saya sendiri masih enjoy beberapa hari setelah pelaksaan LFH dilaksanakan. Namun, lama-kelamaan ternyata lumayan berat juga.
Lalu apa saja sih suka-dukanya kuliah online gini? Berikut adalah suka-duka yang saya alami selama kuliah online dimulai dari suka kemudian duka.
Sukacita Saat Kuliah Online
Kuliah online memberikan pengalaman yang tidak pernah dirasakan saat kuliah secara langsung, yaitu:
1. Menghemat Bensin
Jarak dari rumah saya menuju kampus sekitar 16km, tentunya membutuhkan bensin yang tidak sedikit.
Dengan adanya kuliah online, saya dapat menghemat pengeluaran saya untuk membeli bensin tersebut menjadi kebutuhan yang lain.
2. Memangkas Waktu Tempuh
Kalau soal ini, sudah jelas. Kira-kira butuh waktu sekitar 40 menit perjalanan yang saya tempuh dari rumah menuju kampus dengan kondisi jalan normal.
Yang berarti, jika ada kelas jam 7 pagi, maka jam 6 an sudah harus siap dan berangkat menuju kampus.
Dengan adanya kuliah online ini, waktu yang dibutuhkan untuk bersiap-siap hanya sekitar 10 menit saja.
Saya pernah sekali bangun jam 7, kemudian langsung mengikuti kuliah online, dimana saat kuliah offline tidak bisa seperti itu. Sangat berbeda bukan?
3. Menghemat untuk Tidak Jajan
Yang sering dilakukan saat kuliah offline yaitu selalu untuk menyempatkan jajan makanan ringan di koperasi mahasiswa.
Kalau ditotal-total sih rugi, mending beli makan berat sekalian, tapi saya tetap jajan haha.
Kalau kuliah online seperti ini jajan nya lebih ke makanan yang bisa dimakan dengan jangka waktu lama seperti biskuit, ciki, dan lain-lain sehingga bisa untuk beberapa hari.
Dukacita Saat Kuliah Online
Selain sukacita saat kuliah online, dukacita juga ada, malah sepertinya lebih banyak, haha. Dukacita selama kuliah online yang saya rasakan yaitu:
1. Kurang Efektif(?)
Beberapa mata kuliah yang dilakukan melalui daring atau online ini menurut saya kurang efektif, terlebih lagi untuk mata kuliah yang disertai dengan praktikum.
Mahasiswa diharuskan untuk memahami secara mandiri mengenai materi yang dibahas dan terkadang materi tersebut tidak masuk sama sekali.
Terlebih lagi jika dosen hanya memberikan tugas, tugas, dan tugas setiap pertemuannya tanpa penjelasan, tentunya akan lebih sulit untuk dimengerti.
2. Kendala di Internet
Bersyukurlah yang tinggal didaerah dengan sinyal yang bagus, ataupun yang sudah ada wifi-nya. Saya dan beberapa teman pun pernah dan sering mengalami kendala sinyal internet tersebut.
Selama kuliah online ini saja, saya sudah berganti beberapa provider untuk mencari provider mana yang mumpuni untuk mendukung kegiatan kuliah online di daerah yang saya tinggali.
Pemakaian kuota internet (bagi yang tidak menggunakan wifi) tentunya akan membengkak karena dipakai untuk online meeting terus.
Oleh karena itu, dibutuhkan anggaran yang lebih untuk paket internet agar dapat mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Bukan hanya kegiatan belajar-mengajar dari dosen saya yang dilakukan secara online, tetapi kegiatan asistensi juga dilakukan dengan online (melalui Zoom ataupun Google Meet).
Dengar-dengar, banyak universitas yang memberikan bantuan berupa kuota kepada mahasiswanya. Namun, untuk kampus saya masih belum turun (terakhir masih pendataan).
3. Tugas yang Menumpuk
Mungkin beberapa dari kalian yang mahasiswa juga bakal ngerasain hal yang sama. Tugas saat kuliah online ini terasa lebih banyak dibanding dengan kuliah offline.
Wajar aja sih, para dosen memberi tugas mungkin untuk mengetahui kita sudah paham belum dengan materi yang diberikan.
Alhamdulillahnya dosen mata kuliah yang saya ambil memberikan tugasnya lebih ringan dan diberikan jangka waktu mengumpulkan, jadi bisa dicicil deh :D.
Walaupun bisa dicicil, rasanya itu tiap hari ada aja tugas yang dikerjain, tapi ya tidak apa-apa, namanya juga kuliah.
Kesimpulan
Itulah suka-duka kuliah online yang saya rasakan selama kuliah online tersebut. Semoga saja wabah COVID-19 ini segera berakhir dan kegiatan belajar-mengajar kembali normal seperti biasa.
Mari kita sukseskan program pemerintah untuk #DiRumahAja kalau tidak ada kepentingan. Jika kalian diharuskan untuk keluar seperti membeli bahan kebutuhan pokok atau kebutuhan rumah, maka pakailah masker dan usahakan jaga jarak dengan orang lain serta cuci tangan ketika sudah selesai.
Semoga artikel ini bermanfaat dan semoga kita (khususnya) mahasiswa dikuatkan dalam menjalani kuliah online ini, haha. Baca juga artikel saya yang lain mengenai Informatips atau mengenai #DiRumahAja.
Terima kasih~
Hampir sama kalau work from home, cuma ketambahan satu kekurangannya, yaitu jadi pemalas akut hehe, dandan cantik kalau mau meeting onlen aja. Kalau nggak ada meeting ya nggak mandi dan gegoleran seharian haha.
Salam kenal ya 🙂
http://www.luciaberta.com
Lebih banyak sukacitanya berarti ya. Kalo saya pribadi merasa lebih hemat jauh dibandingkan biasanya. hahaha walaupun terkadang gofood menggoda sekali minta dibuka.
Banyak denger keluh kesah temen-temen yang nerusin kuliah atau adik-adik angkatan tentang kuliah online ini sih.. yang paling banyak jaringan internet dan tugas numpuk emang. Ada juga yang sambat(?) soal wisuda karena masih diombang ambing mau wisuda online atau gimana belum ada kebijakan dari kampus. Memang bener uang bensin sama jajan kurang tapi dialokasikan untuk yang lain yaitu beli paketan yg makin bengkak. Tapi yang paling kasihan menurut saya sih mahasiswa tingkat akhir karena bimbingan offline aja kadang susah ini online ada juga yang terpaksa berlebaran di perantauan ngejar skripsi dan penelitiannya. Semangat untuk semuanya. Semoga bumi lekas pulih
haha iyaa mbak mirip-mirip gitu.. tapi pengen gitu bisa produktif tiap harinya jadi konten bisa terupdate..
salam kenal juga mbak!
iyaa mas lebih banyak sukacitanya… tapi disatu sisi malah boros karena godaan belanja online sangat besar, haha
nah iyaa mbak banyak kontra nya sih kuliah online ini. Apalagi didaerah saya ini provider merah yang katanya jaringan 4g nya terluas tapi dipakai kuliah online sinyalnya ndak stabil, malah kalah sama provider kuning.. Bener mbak tugas nya udah kayak gunung banyak banget soalnya haha.
Banyak asisten dosen yang ndak mau wisuda online mbak, katanya ndak dapat feelnya.. Kalau soal bimbingan skripsi mungkin bejo-bejoan dosen pembimbingnya kali yaa, kalo dosbingnya baik sama gampang dihubungin kayaknya fine-fine aja.. Aamiin semoga aja cepet kelar dan pergi Corona nya