
“Satu Sampai Lima Tahun, Cepat Tak Terasa” – Refleksi 5 Tahun Sejak Pandemi
Ada satu penggalan lirik lagu dari NINA – FEAST yang belakangan ini terus terngiang-ngiang di kepala saya: “Satu sampai lima tahun, cepat tak terasa.” Lirik sederhana ini ternyata punya makna yang dalam, terutama ketika saya mengingat kembali perjalanan hidup sejak pandemi Covid-19 pertama kali muncul di akhir 2019. Rasanya baru kemarin kita semua melewati masa-masa sulit itu, dan sekarang sudah lebih dari lima tahun berlalu begitu cepat.
Table Of Content
Artikel ini adalah refleksi pribadi saya, dari seorang mahasiswa, yang kehilangan sebagian besar masa kuliah offline karena pandemi, hingga kini sudah melangkah ke dunia kerja. Sebuah perjalanan singkat dalam hitungan waktu, tapi penuh arti dalam pengalaman hidup.
Awal Mula: 2019, Saat Dunia Berubah
Akhir 2019 menjadi titik balik sejarah dunia modern. Virus corona yang awalnya terdengar jauh di Tiongkok, mendadak masuk ke berita-berita nasional dan akhirnya merambah ke kehidupan kita sehari-hari. Siapa sangka, peristiwa yang awalnya dianggap “sementara” justru mengubah pola hidup seluruh umat manusia.
Bagi saya pribadi, 2019–2020 adalah masa transisi sebagai mahasiswa. Biasanya kuliah diisi dengan kelas tatap muka, diskusi hangat dengan dosen, hingga nongkrong bersama teman sekelas. Namun, semuanya berubah drastis begitu pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan sosial. Kuliah daring menjadi hal baru, dan kita semua dipaksa beradaptasi dalam waktu singkat.
Mahasiswa di Tengah Pandemi
Jujur saja, ada rasa kehilangan yang besar. Bayangan indah tentang kehidupan kampus—diskusi seru di kelas, organisasi mahasiswa, acara-acara kampus, bahkan sekadar duduk di kantin—sirna begitu saja.
Sebagai gantinya, layar laptop menjadi teman sehari-hari. Perkuliahan lewat Zoom, tugas yang menumpuk, jaringan internet yang kadang tidak stabil—semua itu menjadi keseharian baru. Awalnya terasa canggung, tapi lama-kelamaan menjadi rutinitas.
Yang paling terasa adalah berkurangnya interaksi langsung dengan teman-teman. Persahabatan terasa berbeda ketika semua hanya berlangsung lewat chat atau video call. Ada masa di mana saya merasa seperti “melewati kuliah sendirian”, tanpa benar-benar merasakan atmosfer kampus.
“Satu Sampai Lima Tahun, Cepat Tak Terasa”
Inilah yang membuat lirik NINA – FEAST terasa begitu dekat dengan pengalaman pribadi saya. Lima tahun lalu, dunia terhenti. Waktu seakan berjalan lambat karena hari-hari terasa monoton. Namun, ketika saya menoleh ke belakang sekarang, ternyata lima tahun itu berlalu begitu cepat.
Bayangkan, dari rasa takut untuk keluar rumah, antrean panjang membeli masker dan hand sanitizer, hingga berita duka yang datang silih berganti—semuanya seolah baru kemarin terjadi. Padahal, sekarang kita sudah berada di fase yang sangat berbeda.
Lirik “Satu sampai lima tahun, cepat tak terasa” bukan sekadar kalimat puitis, melainkan pengingat bahwa waktu memang selalu bergerak lebih cepat dari yang kita kira.
Perjalanan Lima Tahun: Dari Ketakutan ke Adaptasi
Kalau direnungkan, perjalanan lima tahun terakhir adalah perjalanan dari ketakutan menuju adaptasi.
- Tahun 2020 penuh dengan ketidakpastian. Semua orang bingung bagaimana harus hidup di tengah pandemi.
- Tahun 2021 mulai muncul harapan lewat vaksinasi. Hidup sedikit demi sedikit bergerak kembali.
- Tahun 2022 dunia kerja, pendidikan, dan hiburan mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru. Tahun ini pula saya lulus dari dunia perkuliahan dan masuk ke dalam dunia pekerjaan.
- Tahun 2023 kita sudah mulai bisa bernapas lega, meski jejak pandemi masih terasa.
- Tahun 2024 hingga sekarang, 2025, banyak hal yang sudah kembali normal, meski ada kebiasaan baru yang tetap melekat, seperti budaya work from home dan kesadaran akan kesehatan.
Setiap tahun membawa pelajaran tersendiri. Pandemi memang meninggalkan luka, tapi juga mengajarkan kita arti resilien: kemampuan untuk bangkit dan beradaptasi dengan keadaan.
Dari Mahasiswa ke Dunia Kerja
Sekarang, setelah lima tahun berlalu, saya sudah bukan mahasiswa lagi. Dunia saya sudah bergeser ke dunia kerja—sebuah babak baru yang juga penuh tantangan.
Menariknya, pengalaman hidup di masa pandemi justru memberi banyak bekal untuk menghadapi dunia kerja. Misalnya:
- Adaptasi Cepat: Dunia kerja menuntut kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Pandemi sudah melatih kita untuk itu.
- Manajemen Waktu: Kuliah online dengan segala keterbatasannya membuat saya belajar mengatur waktu sendiri. Keterampilan ini berguna sekali ketika sudah bekerja.
- Teknologi: Pandemi mempercepat literasi digital. Presentasi online, kolaborasi lewat platform digital, hingga bekerja jarak jauh bukan lagi hal asing.
Perubahan-perubahan itu membuat saya menyadari bahwa meski pandemi terasa “merenggut” banyak momen, ia juga memberi bekal mental yang kuat.
Pelajaran Berharga dari Lima Tahun
Kalau boleh saya rangkum, ada beberapa pelajaran berharga dari perjalanan lima tahun ini:
- Waktu Berjalan Cepat – Jangan sia-siakan kesempatan yang ada sekarang.
- Adaptasi Adalah Kunci – Dunia bisa berubah sewaktu-waktu, dan hanya mereka yang mampu menyesuaikan diri yang bisa bertahan.
- Kehilangan Mengajarkan Arti Syukur – Kehilangan momen kampus membuat saya lebih menghargai interaksi kecil yang dulu terasa biasa saja.
- Teknologi Bukan Lagi Pilihan, Tapi Keharusan – Dari kuliah online sampai kerja remote, teknologi sudah jadi bagian hidup sehari-hari.
- Kesehatan Itu Prioritas – Pandemi mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga diri dan orang lain.
Penutup: Menatap ke Depan
Kini, saat saya mendengar lagi penggalan lirik “Satu sampai lima tahun, cepat tak terasa”, saya benar-benar bisa merasakannya. Lima tahun lalu, saya hanya seorang mahasiswa yang merasa kehilangan sebagian masa kuliah karena pandemi. Sekarang, saya sudah menatap dunia kerja dengan segala tantangannya.
Waktu memang berlari tanpa menunggu siapa pun. Pandemi mungkin meninggalkan luka, tapi juga memberi pelajaran tentang ketahanan, adaptasi, dan arti menghargai waktu.
Mungkin lima tahun lagi, ketika saya membaca tulisan ini kembali, saya akan terkejut lagi: ternyata hidup selalu bergerak lebih cepat dari yang kita kira.