Pengalaman Berwisata ke Kawah Ijen, Sensasi Mendaki Jam 1 Pagi

Berwisata ke Kawah Ijen
Berwisata ke Kawah Ijen

Berwisata ke Kawah Ijen – Pengalaman pertama saya dalam mendaki atau hiking terjadi pada bulan Agustus tahun lalu. Pada saat liburan semester, kebetulan teman saya mengajak untuk jalan-jalan ke Jawa Timur. Jujur, kalau saya tidak diajak pada waktu itu sampai sekarang saya belum pernah menginjakkan kaki di Jawa Timur.

Pada awalnya saya kira hanya bercandaan aja mau main ke Jawa Timur, eh ternyata beneran dong. Yang susah adalah menentukan tanggal berangkatnya. Kami bertiga berkuliah di tiga universitas berbeda di Yogyakarta yang libur semesternya berbeda-beda.

Setelah mengetahui tujuan jalan-jalan kali ini salah satunya adalah berwisata ke Kawah Ijen, langsung semangat saya :D.

Oh iya sebagai informasi, Gunung Ijen ini berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Persiapan Berangkat ke Jawa Timur

Melalui Jalan Tol
Melalui Jalan Tol

Jujur, dikarenakan saya gak pernah naik-naik ke puncak gunung (eh malah nyanyi), saya tidak tau apa yang harus disiapkan. Alhasil saya hanya membawa kaos beberapa potong, celana, jaket / hodie, dan perlengkapan mandi.

Berangkat dari Jogja lumayan agak siang sekitar jam 11 karena teman saya harus mengurus KRS yang bermasalah terlebih dahulu. Rute yang kami tempuh yaitu melalui jalan tol, biar lebih cepat :D. Ohya, kami gak langsung ke Kawah Ijen nya, melainkan mampir terlebih dahulu di Jember.

Kami transit di Jember untuk beristirahat di rumah kawannya ibu teman saya (hayolo bingung), sekaligus jalan-jalan juga disini. Cerita jalan-jalan di Jember akan saya update di artikel selanjutnya.

Setelah satu hari di Jember, lalu kami melanjutkan perjalanan untuk berwisata ke Kawah Ijen sekitar jam 10/11 malam. Melalui rute jalan Kawah Ijen, jalan yang dilewati sepi dan berkelok-kelok serta penuh dengan pepohonan kanan dan kirinya.

Sampai dan Bersiap-siap di Pos Paltuding

Pos Paltuding
Pos Paltuding

Sekitar jam 12 an lewat dikit kami sampai di area perkemahan Paltuding. Jam-jam segitu ternyata sudah ramai di area warung-warung sekitar menunggu Pos Paltuding-nya buka.

Yang tidak saya duga adalah hawa nya, dingin pake banget. Saya hanya memakai hodie yang dibuat bersama teman kelas 12 di SMA saya pula. Kami bertiga pun memakai hodie yang sama, kayak anak tk jadinya :D.

Menunggu sejenak dengan minum teh panas dan menghangatkan diri di api unggun yang tersedia. Tak lupa juga kami membeli sarung tangan karena tidak ada persiapan dari awal, hehe.

1. Mulai Mendaki Jam 1 Pagi

Api Unggun
Api Unggun

Blue Fire Kawah Ijen, Pendakian pertama ke puncak Kawah Ijen 2.799 mdpl dari pos Pal Tuding dibuka mulai pukul 01.00 WIB. Durasi normal pendakian adalah 3-4 Jam untuk mencapai puncak tertinggi Kawah Gunung Ijen. Pukul 03.00 – 04.00 Blue Fire di area Danau Kawah Ijen bisa dinikmati keindahan dan fenomena uniknya.

Sumber: gosuroboyo.com

Tiket sudah ditangan, pos sudah dibuka, lanjut deh naik ke Kawah Ijen. Banyak sekali wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berlomba-lomba naik ke Kawah Ijen ini.

Tak ada kata sepi-sepi nya mendaki dari jalur Paltuding saat itu. Saya bahkan sempet insekyur karena badan bule-bule yang juga naik ternyata tinggi-tinggi sekali.

Perjalanan nya cukup berat karena saya baru pertama kali mendaki gunung seperti ini (Kawah Ijen masuk kategori gunung gak sih? (‘: ).

Naik turun di jalan setapak membuat kaki seperti mati rasa. Ditambah hawa dingin yang menyengat namun badan terasa panas dan berkeringat membuat perjalanan sedikit terhambat.

Yang ada dipikiran saya hanyalah berdoa semoga ada warung aja diatas. Eh ternyata beneran ada dong warung, namanya Kantin Ijen Miner. Bersyukur sekali saya bisa beristirahat sebentar disini.

Setelah dirasa cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan lagi ke atas. Ohya disini Ardian, teman kami, terpaksa tertinggal karena gak kuat. Tapi dia ditemani oleh kawan ibunya teman saya kok :D. Sedangkan yang lanjut itu saya, Erik dan orang tua nya, serta pemandu / guide.

2. Sampai di Puncak Ijen

Puncak Kawah Ijen
Puncak Kawah Ijen

Setelah banyak tikungan, tanjakan, dan turunan dilewati, akhirnya sampai juga di Puncak Ijen. Saat itu matahari masih belum nampak tetapi sudah banyak orang disini.

Ohiya, di Kawah Ijen ini ada spot yang sangat terkenal yaitu Blue Fire Kawah Ijen yang katanya hanya ada dua tempat serupa di dunia.

Tapi, dengan pertimbangan yang berat, akhirnya kami tidak turun ke Blue Fire nya, melainkan ke sisi puncak kawah (naik lagi) untuk mencari sunrise.

3. Berburu Sunrise di Sisi Timur Puncak Ijen

Mataharinya Nampak Malu-Malu
Mataharinya Nampak Malu-Malu

Selama perjalanan naik lagi, angin yang berhembus kencang sekali dan juga dingin. Jam masih di sekitar pukul 3/4, kami memutuskan membuat api unggun dan menunggu sampai matahari terbit.

Setelah menunggu, akhirnya momen yang ditunggu pun tiba. Kami mengambil foto lumayan banyak dari atas sini. Mulai dari foto mataharinya, foto siluet berlatar sunrise, foto Kawah Ijen nya, bahkan memfoto orang-orang yang sedang berfoto juga :D.

Pemandangan dari sini terasa sangat bagus sekali. Saya beruntung bisa melihat pemandangan yang luar biasa indahnya ini.

4. Kembali Lagi ke Puncak Ijen

3 Sekawan :D
3 Sekawan 😀

Setelah asik berfoto di atas, kami kemudian turun kembali ke puncak ijen untuk berkumpul kembali bersama rombongan teman saya yang tertinggal.

Terlihat wajah kewer dan kusam nya wajah kami dari foto tersebut. Seperti anak kembar tiga, pakaiannya sama haha.

Freestyle di Puncak Kawah Ijen
Freestyle di Puncak Kawah Ijen

Selama perjalanan turun, Erik juga sempat-sempatnya foto sambil dia lompat, saya yang jadi fotografer nya haha. Hasilnya? Bagus untuk mengisi feed Instagram, haha.

Oh iya, Banyak juga warga yang berjualan belerang disini. Belerang tersebut diambil kawasan Blue Fire tersebut. Kalian bisa membeli belerang-belerang yang sudah membeku (seperti batu) di area sekitar puncak. Harga nya bervariasi tergantung besar kecil nya belerang tersebut.

5. Turun dan Pulang

Pemandangan Saat Perjalanan Turun
Pemandangan Saat Perjalanan Turun

Setelah asik menikmati keindahan Puncak Ijen, lalu kami memutuskan turun kembali ke pos untuk bersiap pulang ke Jember.

Perjalanan turun terasa jauh juga. Bau belerang pun menempel di pakaian yang kami gunakan. Namun, pemandangan selama perjalanan naik yang tidak terlihat karena gelap pun akhirnya bisa terlihat juga, keren cuy!

Pengalaman yang benar-benar pertama kali banget nih yang saya rasain, capek tapi seru.

Harga dan Tiket Masuk Kawah Ijen

Pemandangan di Puncak Kawah Ijen
Pemandangan di Puncak Kawah Ijen

Harga tiket masuk dibedakan menjadi dua, yaitu hari biasa dan hari libur serta dibedakan menurut wisatawan yaitu wisatawan nusantara (WNI) dan wisatawan mancanegara (WNA). Pendakian pertama dibuka pada pukul 01.00 pagi.

1. Harga Tiket Masuk

Untuk bisa mendaki ke Puncak Kawah Ijen, biaya yang kalian harus keluarkan adalah sebesar:

  • Nusantara hari biasa: 5.000 rupiah
  • Nusantara hari libur: 7.500 rupiah
  • Mancanegara hari biasa: 100.000 rupiah
  • Mancanegara hari libur: 150.000 rupiah

2. Harga Tiket Parkir Kendaraan

Untuk tiket parkir kendaraannya, sebagai berikut:

  • Roda dua: 5.000 rupiah
  • Roda Empat: 10.000 rupiah
  • Berkemah: 5.000 rupiah

3. Harga Tiket Dokumentasi

Sedangkan untuk harga tiket dokumentasi Kawah Ijen yaitu:

  • Handycam : 1.000.000 rupiah
  • Video Komersil : 10.000.000 rupiah
  • Fotografi: 250.000 rupiah

Lokasi Kawah Ijen


Penutup

Itulah cerita perjalanan saya mengenai Pengalaman Berwisata ke Kawah Ijen, Sensasi Mendaki Jam 1 Pagi. Baca juga artikel wisata lainnya yang ada di Jawa Timur ya!

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat!

Mahasiswa yang suka menulis dan bercerita.