Puisi : Tamak

Tamak
Tamak (Sumber: Pixabay)

Tamak – Halo, kali ini artikel yang diunggah yaitu mengenai karya sastra, lebih tepatnya puisi. Puisi ini sebetulnya sudah pernah di unggah di web Pena Kotor, namun web tersebut sudah lama mati. Lalu saya memutuskan untuk mengunggah ulang semua karya yang ada ke dalam blog ini.

Puisi ini dipersembahkan untuk seseorang yang sedang down dan lebih sering menerima kata maaf dari apa yang dia inginkan..

Tamak

Sebuah puisi yang ditunjukkan untuk renungan agar kita tidak memaksakan apa yang diinginkan. Bersyukur dengan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita.

Tak usah iri dengan apa yang orang lain miliki. 
Tak usah iri apabila kita berbeda dengan orang lain.
Tak usah iri dengan kemampuan orang lain.

Setiap orang punya kelebihan masing-masing,
Janganlah merendahkan dirimu sendiri.
Janganlah merendahkan orang lain.
Janganlah mengeluh dengan keadaanmu.

Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki.
Bersyukurlah kita masih bisa menginjakkan kaki di bumi.
Bersyukurlah kita masih bisa melihat langit.

Jangan pernah berhenti berusaha.
Jangan pernah berhenti mencoba.
Dan yang paling penting,
Jangan pernah berhenti berdoa kepada-Nya

Untuk apa kaya,
Untuk apa pintar,
Untuk apa punya segalanya,
Kalau hati tak pernah bersyukur?

Janganlah sombong
Jangan merasa jagoan
Jangan merasa lebih hebat

Di atas langit masih ada langit
buat apa kita mengelu-elukan diri yang rendah ini?

Puisi : Tamak

Artikel ini merupakan bagian dari rubik Sastra, dimana hal-hal yang berbau sastra seperti cerpen (cerita pendek)puisi, cerbung (cerita bersambung), dan lain-lainnya.

Puisi berjudul Tamak ini merupakan puisi pertama yang saya buat. Apabila ada kritik dan saran tentang puisi : Tamak, kirim di kolom komentar ya!

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat!

Mahasiswa yang suka menulis dan bercerita.